Sunday, May 26, 2013

Africa and Europe Trip - Part 2 : Casablanca - Rabat - Tangier (Morocco)

25 May 2013 : CASABLANCA

Perjalanan panjang dengan bus kami mulai. Okeh...duduk manis lagi dah *elus2 lutut. Perjalanan dari Sultan Mohammed V international airport menuju kota memakan waktu sekitar 15-20 menit. Ketika memasuki kota ratusan orang sedang berada di jalanan dan bersorak sorai, waahh jadi malu, masak kita langsung di sambut bak artis korea begini...hahahha. Eits..ternyata mereka sedang merayakan kemenangan tim sepakbola mereka yang baru saja memenangkan pertandingan waktu kami memasuki kota. 
Suasana kota meriah, ramai tapi masih lancar, bersih, dan juga tatanan pohon2 kota rapi teratur.

Around Cassablanca 
Cassablanca yang merupakan kota pelabuhan ini memiliki masjid terbesar ke 7 di dunia (tapi si local guide bilang ke 3, ntah mana yang benar, yang pasti memang guedeee). 
Namanya HASSAN II MOSQUE مسجد الحسن الثاني‎.





Letaknya persis di pinggiran Atlantic Ocean, dengan cuaca sejuk dingin di bulan Mei dan pemandangan sunset, this place is awesome! Banyak penduduk dan turis menghabiskan sore mereka di pelataran masjid yang sangat luas ini.
Setelah 2 hari tidak tidur dengan posisi horizontal, akhirnya malam ini saya menikmati nikmatnya tidur beneran di Novotel Casa City Center.

26 May 2013 : CASABLANCA 

Breakfast di Novotel sudah tidak di ragukan lagi nikmatnya. Oh iya, sejak di pesawat ada 1 makanan yang selalu menggoda dan nikmat...sepertinya negara ini pembuat pastry yang nikmat, karena hampir di bbrp tempat yang menyajikannya semua nikmat kriukkk renyah.
Pastry paling nikmat yg pernah saya makan
Untuk menghemat pengeluaran membeli air minum, maka saya isi botol minum saya dengan air putih yang disediakan di ruang makan. Ternyata kalau di belahan bumi sini, ada 2 macam mineral water. Sparkling mineral water itu bersoda. Yang naturelle itu baru air biasa. 

Setelah mengurus cek out hotel, memasukkan kembali bagasi ke bus, kami diajak berjalan kaki menyusuri Old Medina di Casablanca sebelum beranjak ke Rabat. Ada beberapa kota lain yang juga memiliki Old Medina, kota lama gitu deh kalau ditempat kita ya. Sebenarnya Old Medina yang terkenal ada di kota Marrakech dan yang terbesar dan masuk ke daftar UNESCO world heritage adalah di kota Fez. Sayangnya kami tidak ke kota2 tersebut. 

Melewati jalan sempit berliuk2. Di kawasan ini ada tempat tinggal, tempat ibadah, cafe, dan juga toko2 penjual suvenir dan barang khas Morocco. Sayang sekali kami masih terlalu pagi untuk menyaksikan keramaian Old Medina in Casablanca. Tidak ada mobil yang bisa melintas di gang2 sempit ini, paling2 hanya motor gerobak seperti gambar di bawah ini
Old Medina in Casablanca
Setelah melewati liukan gang2 kami keluar dari tembok yang membentengi kawasan tua itu dan di ajak mampir ke sebuah toko suvenir yang besar oleh local guide, memang biasanya dia akan mendapat komisi dari pembelian kita. Di luar tembok Old Medina, suasana yang lebih modern langsung terlihat. Ada tram listrik yang lumayan bagus melintas di kawasan kota ini. 

What to buy in Morocco?
* Argan Oil 
Argan oil adalah minyak yang dihasilkan dari pohon Argan. Minyak ini di gunakan untuk produk kecantikan seperti sabun dan bahan masakan. 
* Black soap
Semacam lulur penggunaannya
* Pottery
* Leather



What to do in Morocco ?
* Sempatkan minum Morocan tea
* Kalau Anda orang yang cukup pede dan terbiasa mandi di pemandian umum, maka hammam boleh dicoba nih. Hammam di Morocco biasanya terpisah ada hammam khusus pria atau wanita. Rasakan sensasi mandi  dengan black soap dan di pijit di Hammam.

Note : Di Casablanca dan bbrp kota Morocco kita di harapkan tidak berjalan sendirian dan hati2 dengan tas atau bawaan kita.

26 May 2013 : RABAT
Tuk wa ga pat senam lutut dulu sebelum melanjutkan perjalanan bus ke Rabat selama kurang lebih 1 jam dari Casablanca.
Sultan Palace
Tujuan kami pertama adalah tempat kediaman Sultan, di dalam kompleks yang bersih rapi dan pohonnya indah2 ini, juga ada bbrp gedung pemerintahan. Kediaman Sultan di jaga oleh polisi dari berbagai elemen. Ada pasukan penjaga khusus Sultan, ada dari militer dan kepolisian. Turis tidak di perbolehkan mendekat dan saya belum mau mencoba rasanya jadi tahanan di benua Africa. Kita bisa berfoto dari lapangan di seberang Palace tersebut.

Kembali ke abad 12 pada masa Almohad Dinasty, dibangunlah sebuah kota di dalam kota dengan tembok tinggi di sekelilingnya. Bisa di bilang semacam benteng gitu dan dalam bahasa Morocco di sebut kasbah. Di Rabat ada kasbah yang di namakan Kasbah of the Udayas / Kasbah-des-Oudaias


Kasbah of the Udayas - Rabat
Sekarang kasbah ini menjadi tempat favorite untuk bertemu dan juga tujuan utama turis di Rabat. Ada sebuah cafe di dalam kasbah ini yang menyuguhkan pemandangan manis Atlantic Ocean semanis jajanan yang di tawarkan berkeliling (9 Dirham). Sembari duduk bersantai dengan tiupan dingin Atlantic, kita bisa memesan Moroccan tea yang hangat (10 Dirham)

Untuk jalan2 di kasbah ini tidak diperlukan guide, di sana akan banyak orang menawarkan jasa guide atau hias henna, abaikan saja. Tempat ini sangat cocok dikunjungi dengan waktu yang cukup dan santai. Huks..nasib ikut tour ya begini semua harus di lakukan dengan buru2.

Abis bungkus kue2 manis itu, langsung capcus lagi dah ke resto yang berada di sebelah Kasbah. Namanya Borj Eddar. Sajian ikan laut nya fresh tanpa bumbu tanpa totolan apapun macam di Indonesia. Kalau begini langsung terbayang pedasnya lele penyet khas Surabaya *drool drooll... Untung si tour leader saya bawa senjata pamungkas sambel ABC,walau aneh ya better lah...

Pemandangan Atlantic Ocean 
Saya baru tahu juga bahwa kita pemegang paspor Indonesia ternyata mendapat hak istimewa untuk berkunjung ke Morocco tanpa visa. Ada sebuah hubungan politik yang terjalin sejak jaman Soekarno, dan ternyata ketika Morocco merdeka Soekarno lah yang datang berkunjung pertama kalinya. Untuk itu di Rabat ini, sebuah nama jalan Rue Soekarno di hadiahkan pada Soekarno. Sebaliknya sebagai timbal balik, nama jalan Casablanca di Jakarta dihadiahkan pada raja Morocco.

26 May 2013 : TANGIER
Road trip bukan hal yang mudah bagi sebagian orang, termasuk saya. Namun untungnya perjalanan 4 jam dari Rabat menuju Tangier dengan persinggahan Cap Spartel cukup ok.

Cap Spartel di bangun di mulut selat Gibraltar. Selat dimana terjadi pertemuan antara Laut Atlantic dan Laut Mediteranian. Dan yang ajaib, airnya tidak bercampur sehingga membuat sebuah pemandangan menakjubkan. Air dari Atlantic Ocean berwarna biru terang sedang yang dari Mediteranian lebih gelap. Tapi sayang saya tidak berada pada posisi yang tepat untuk menyaksikan dengan jelas perbedaan itu.
Cap Spartel
Di saat weekend begini, banyak penduduk dan turis yang menghabiskan waktu mereka bersantai dan piknik di pinggir lautan dan juga di pinggir2 jalan perbukitan ini.
Sepanjang area menuju Cap Spartel
Tangier juga dapat diartikan sebagai White City/ Kota putih, karena dari kejauhan kita bisa lihat bangunan2 semua nya kompak berwarna putih gading.



Malam ini kami menginap di hotel lokal Atlas Almohades Tanger yang cukup besar dan strategis tempatnya. Tepat di seberang hotel ada diskotek, di kiri kanan ada tempat2 makan lokal. Menjelang pukul 22.00  WEST beberapa sudah tutup, tapi jalanan masih ramai dengan anak2 muda yang nongkrong serta orang berjualan jajanan di atas mobil. Maklum bahkan matahari saja juga baru pulang sekitar pukul 21.00 WEST/03.00 WIB

Ada 1 tempat menarik di Tangier / Tanger yang di sebut sebagai Lazy Terrace oleh orang lokal karena kegiatan di teras ini adalah duduk2 melihat lautan dan kalau cuaca lagi cerah kita bisa lihat Spain di seberang. Macam kalau saya dan teman2 duduk di Kenjeran lihat Madura kali ya cuma bedanya lautnya di Tangier biru hihihi...

Lagi - lagi sayang saya tidak berhenti lama di kota ini jadi tidak banyak yang bisa saya ceritakan jg, esok pagi2 setelah breakfast kami akan segera menuju pelabuhan yang hanya berjarak 5 menit dari hotel untuk menyeberang dengan kapal cepat menuju Algericas-Spain. 

To be continued in Part 3

No comments:

Post a Comment