Thursday, September 29, 2005

Menikmati dinginnya Bandung

Jalan2 kali ini lumayan lama,mengingat lokasi target kita jauh2. Demikian sekilas ulasan perjalanan dari tanggal 29 Sept - 5 Okt 2005 di Bandung dan sekitarnya. Semoga nga kepanjangan.... :p

Day 1 (Hutan Raya IR.H.Djuanda,Sapu Lidi Resto, Vihara Vipassana,Tangkuban Perahu, Pemandian air panas Ciater, The Peak,The Valley)

Kami tiba sekitar pukul 00.30 di Cengkareng, langsung menuju ke Bandung dengan menggunakan jasa Saptadji Travel melewati tol baru Cipularang yang hanya memakan waktu 2 jam.
Jam 09.00 kami telah dijemput di hotel Bukit Dago ( dago atas) oleh Om Erwin bersama Xenia-nya ( seorang freelancer rent car , sekaligus guide kami selama perjalanan ini)

Hari ini tujuan kami adalah Bandung Utara. Tujuan pertama adalah Hutan Raya IR. H. Djuanda. Letaknya tidak terlalu jauh,yakni di daerah dago atas. Sesampai sana kami membayar dulu tiket masuk seharga Rp 3000,-/person dan Rp 5000,- untuk si Xenia.
Di dalam hutan raya itu ada Curug Ciomas, Goa Belanda, dan Goa Jepang. Kami hanya mengunjungi Goa Jepang yang pernah dijadikan lokasi siaran TV, uji nyali. Bisa kami lihat tempat persembunyian mereka di jaman perang dahulu kala. Ada beberapa pintu masuk dan jendela juga,pintu masuk utamanya bisa dilalui kendaraan. Kami dipandu oleh orang lokal sana yang kami beri tip sekedarnya,dan juga sewa senter seharga Rp 3000,-/ senter.
Selepas itu kami menuju ke daerah Lembang,kami makan dulu di Sapu Lidi yang membawa suasana makan di tengah sawah. Suasananya tenang,sejuk dan nyaman. Dengan sajian khas Sunda maka lengkaplah sudah kenikmatan makan siang kami.

Keluar dari resto itu kami melihat sebuah bangunan unik yang ternyata sebuah Vihara yang cukup besar bernama Vipassana Graha. Menurut desas desus sih katanya terbesar di Asia Tenggara ?

Ok, ternyata si awan gelap datang berkunjung. Kami segera berangkat menuju tempat tujuan berikutnya yaitu kawah Tangkuban Perahu (yang mempunyai kaitan dengan cerita rakyat Sangkuriang). Namun ternyata hujan deras menyambut kami di sana, tidak terlalu jelas berapa tiket yang harus kami bayar,tapi kami mengeluarkan Rp 50.000,- untuk ber-7. Beruntung mobil dapat diparkir langsung di pinggir kawah, jadi kami menunggu beberapa saat dan kemudian sang hujan bermurah hati untuk berhenti sejenak. Yah, hanya sejenak saja karena akhirnya kami diguyur hujan lagi....dingin....



Sehabis kedinginan, Om Erwin membawa kami ke pemandian air panas di Ciater, nama pemandiannya Sari Arter. Biaya masuk pemandian itu adalah Rp 20.000,- /person.Disana ada 3 kolam,2 kolam pertama hanya untuk yang berpakaian renang lalu 1 kolam dibawah untuk yang berpakaian masih lengkap misalnya pakai celana and kaos. 2 kolam pertama mendapat pengawasan lifeguard. Selain ke 3 kolam itu masih ada kolam2 private. Thanks to Om Erwin yang ternyata member disana,kami semua masuk gratis :) .
Kedinginan sudah, kepanasan sudah akhirnya waktunya makannnn.Kami kembali mampir dulu di the Peak resto yang lokasinya sangat strategis seperti namanya.Letaknya di dataran paling tinggi diantara Lembang dan Bandung. Sehabis mengambil bbrp foto disana(karena kami dalam rangka penghematan,kami tidak masuk ke resto yang terbilang cukup mahal itu) kami menuju the Valley yang berada di jurusan dago atas. The Valley juga cukup berkelas,suasananya romantis dan lagi lagi sejuk.Mata kami dihibur dengan pemandangan lampu2 kota Bandung sembari menikmati makanan bertema western di tempat terbuka.

Day 2 (Kawah Putih Ciwidey, Situ Patengan)Hari ini kami menuju ke Bandung Selatan dan kembali Om Erwin dan Xenianya yang mengantar kami. Pertama - tama kami menuju ke Kawah Putih Ciwidey.Perjalanan kami tempuh sekitar 2 jam melalui jalan tikus,bukan melalui Kopo(takut macet).Rutenya Tol Pasteur,Baros,Raya Sugepan Ciwidey, Desa Sukajadi, Desa Pasir Jambu, Ciwidey, Desa Panundaan - Raya Patengan. Di sepanjang jalan menuju kawah banyak sekali perkebunan strawberry dengan sistem pembelian petik sendiri. Tempat ini banyak digunakan pemotretan model dan juga menjadi salah satu obyek wisata andalan.Kami bayar dulu tiket masuk sejumlah Rp 3.500,-/ person dan Rp 3.000,- untuk si Xenia. Setelah memarkir si Xenia kami melanjutkan ke kawah dengan berjalan kaki,kembali kami disambut oleh penjaja2 strawberry. Setelah berjalan tidak lama di jalan berpaving,sampailah di kawah itu. Tapii....tapiii kenapa warnanya hijau bukan putih??? Haha konon katanya warnanya bisa berubah. Ada peringatan disana agar tidak terlalu ke tepian kawah karena ada pasir hidup.

Cukup lama kami disana dan akhirnya rintik hujan kembali datang. Kami segera menuju Situ Patengan. Kedua tempat ini tidak terpaut jauh, hanya sekitar 1 jam perjalanan lagi. Jalanan menuju Telaga Patengan ini sangatlah indah karena mata kita dihibur dengan tata letak kebun teh yang bagus dan hijaunya yang menyegarkan.


Tak lama kami memasuki desa Patengan dan di haruskan membayar retribusi jalan Rp 1.500,- untuk roda 4.Ada lagi tanda masuk telaga sebesar Rp 1.000,- untuk si Xenia lagi. Kemudian akhirnya sampai di taman wisatanya Rp 2.500,- untuk Xenia dan Rp 1000,-/person. Di sepanjang jalan masuk menuju telaga,banyak sekali para pedagang,ada pedagang baju,topi,makanan,souvenir,pernak-pernik monel,senjata,dsb. Setelah mengisi perut ala kadarnya sambil menunggu redanya hujan, kami menuju telaga yang tak jauh letaknya dan mulai menikmati suasananya. Di sana ada beberapa perahu (max 15 orang)yg menawarkan perjalanan singkat seharga 60ribu/perahu atau 80 ribu untuk yang jauh dan berhenti di batu Cinta(berlatar belakang cerita rakyat). Itu adalah harga borongan perkapal. Biasanya bisa 5000/person tapi menunggu kapal penuh baru berangkat. Harga ini hanya dapat di tawar sedikit saja karena mereka tergabung dalam wadah koperasi.

Hujan kembali mengguyur kami, dan kami memutuskan kembali ke Bandung. Wisata alam sudah kami selesaikan sekarang giliran wisata shopping. Kami menuju daerah pusat perbelanjaan di Bandung yaitu jalan Marthadinata atau dulunya Riau dimana banyak FO berdiri berdampingan.

Day 3 (Wisata Kuliner)
Sebenarnya kami berpencar di dalam kota Bandung hari ini. Teman2 melakukan hunting di Cihampelas dan kemudian kembali ke Riau lagi. Sedangkan saya setelah membeli beberapa baju di Cihampelas melakukan wisata kuliner bersama teman2 lama di Bandung. Pertama kami menuju Cisangkuy,tempat yang terkenal dengan yoghurt nya dan dijadikan tempat nongkrong anak muda juga. Di depan cafe ini ada sebuah taman rindang yang di lindungi dan di sana ada kuda2 yang disewakan untuk ditunggangi.
Setelah ngobrol cukup lama dan terbuai suasana sejuk disana kami menuju jalan Kahyangan dimana ada depot Mie Rica yang cukup ramai juga. Disini kita bisa memilih mau mie asin atau mie manis.Dan leganya bagi orang Jawa Timur seperti diriku dapat mencicipi rasa pedas mie itu.

Day 4 (Karang Nini Beach,Pangandaran Beach)Jam 6 pagi, badan rasanya tidak mau berpisah dengan tempat tidur tapi akhirnya kami berangkat. Ini juga demi menghindari kemacetan jalan. Seharusnya perjalanan menuju Pangandaran dapat kami tempuh dalam waktu sekitar 6 jam,tapi sebelum itu kami menyempatkan breakfast sekaligus lunch di R.M. Mergo Sari di Raya Ciamis. Dan juga mampir di Karang Nini karena sejalan dengan jalan ke Pangandaran.
Nini dalam bahasa sunda berarti nenek. Maka tempat ini di namakan karena ada karang yang mirip orang tua.Kami harus membayar tiket sebesar Rp 2.500,- / person dan Rp 5.000,- untuk si Xenia. Akhirnya setelah berdingin-dingin di gunung beberapa hari,kami berpanas-panas ke pantai.hahaha.
Sesudah menikmati udara pantai sejenak,kami melanjutkan perjalanan ke tujuan utama kami pantai Pangandaran. Kami tiba sekitar pukul 14.00 WIB,trus cari hotel setelah membayar tiket masuk lokasi Pangandaran sebesar Rp 27.200,- / mobil. Ternyata di Pangandaran kita diapit oleh pantai barat dan pantai timur yang berjarak sekitar 5 menit jalan kaki. Pantai barat lebih ramai,baik oleh kapal nelayan maupun oleh pedagang baju,souvenir dan makanan serta persewaan sepeda.Pantai timur lebih tenang,dengan ombak yang lebih besar. Akhirnya kami memilih hotel Pantai Sri Rahayu (022)2016756 di pantai timur karena hotel ini bersih,ber-fasilitas lengkap,dapat diisi 4 orang,dan juga balkon yang bisa langsung melihat pantai.
Setelah menata barang,kami ke pantai barat untuk bersantai dan menanti sunset serta melihat beberapa orang bermain boogie(ada yg menyewakan),dan beberapa lainnya berenang. Lalu kami juga menyewa sepeda tandem seharga Rp 5.000,- /jam dan sepeda biasa Rp 3.000,-/jam untuk berkeliling seputar pantai itu.Ternyata banyak sekali hotel dan pedagang disitu, lalu ada juga satu blok yang terdiri dari depot2 seafood. Selagi disana makanlah seafood sebanyak - banyaknya karena disana ikannya segar2 dan yang lebih penting lagi, murahhh..Seperti di depot2 di Bandung,kita juga akan mendapat teh tawar hangat secara free.Kami juga melihat beberapa kijang yang berkeliaran, ternyata ada hutan yang dilindungi di sisi lain pantai itu. Malam menjelang,tidak kami kira ternyata angin sangat besar dan dingin di tepi pantai itu.

Suasana di pantai barat saat senja :

Suasana di pantai timur saat pagi hari (dari balkon) :
Day 5 (Taman Wisata Pananjung, Green Canyon)
Keinginan melihat sunrise sambil duduk dibalkon hotel tidaklah terlalu berhasil,karena awan bertebaran di langit pagi. Akhirnya setelah memaksa diri bangun,dipandu Om Erwin kami berjalan masuk ke Taman Wisata Pananjung. Kumpulan monyet2 yang sedang bermain menyambut kami ketika kami menuju Pantai Pasir Putih di dalam hutan itu. Selain pantai itu adapula Cagar alam,Goa Jepang,Goa alam, dan juga pusat kebudayaan Hindu. Sayang kami tidak sempat ke tempat yang lain karena masih harus ke Green Canyon yang berjarak sekitar 45 menit dari Pangandaran.


Belum puas bermain di pantai ini,tapi kami harus segera berangkat ke Green Canyon (Cukang Taneuh). Kami sampai di Green Canyon pukul 14.00. Green Canyon ini bukanya dari pukul 07.30 - 16.00 WIB kecuali hari Jumat, bukanya 13.30 - 16.00. Setelah menyiapkan diri dengan membungkus barang elektronik kami dengan tas kresek /meninggalkannya di mobil,dan membungkus kamera kami dengan plastik wrap(biasanya untuk makanan) maka kami segera berangkat.Disana kita harus membayar sebesar Rp 55.000,- /perahu yang dikendalikan 2 orang dan hanya bisa diisi max. 5 penumpang. Perahu itu juga dilengkapi dengan life jacket. Sayang sekali kami datang di musim yang salah. Arus sangat deras dimusim penghujan sehingga air sungai itu hijau keruh. Bahkan ternyata baru saja ada banjir badang di sana sehingga sungai meluap. Lalu sesampai di batu terakhir dimana kapal tidak bisa lewat lagi, kami juga tidak bisa berenang karena arus dari air terjun didepan sana sangat kuat. Seharusnya di depan sana kita bisa temui air terjun dan gua.

Green Canyon note : Siap berbasah - basah dan datanglah di musim kemarau        (Juli - Agustus)
Day 6 (Back to Surabaya)
Akhirnya berakhir sudah perjalanan kali ini,thanks to Awair kami PP Sby - Jkt and Jkt - Sby cuman Rp 215.000,- netto. To Om Erwin yang telah membantu kami menyusun jadwal acara dan membawa kami ke tempat2 tersebut diatas. To Anton yang telah bersedia kami repotin di Bandung.

Wednesday, June 29, 2005

Menakhlukkan Bromo

Weekend ini kami mengunjungi salah satu icon terkenal Jawa Timur yaitu Gunung Bromo.
Aku menyetir sendiri berangkat dari Surabaya jam 23.00 dan sampai disana jan 02.00 WIB. Jadi kami tidak menyewa hotel or penginapan.Lebih hemat,tapi perlu fisik yang siap.

Area Taman Nasional Bromo ini mencakup 50.273.30 hectare dataran tinggi yang dipenuhi dengan pegunungan dan hutan yang subur. Kawasan taman nasional ini terbagi dalam 4 kabupaten yaitu : Malang,Pasuruan,Probolinggo,Lumajang. Jadi akses masuk bisa di temukan dari 4 kabupaten tersebut.
Letaknya di antara 1000-3676 M diatas permukaan laut (asl = above sea level). Temperature berkisar antara 3 - 20 derajat Celcius.

Mt. Penanjakan
Tempat yang paling banyak dikunjungi salah satunya adalah Mt. Penanjakan (2770 M asl).Dari sini kita akan mendapat pemandangan yang sangat menakjubkan berupa Sea of Sand (Lautan Pasir) dan gunung Bromo,Batok serta Semeru. Biasanya sunrise bisa dinikmati antara pukul 4.30 a.m. - 5.30 a.m.

Sunrise

Penanjakan's View

Penanjakan ini masuk ke wilayah Pasuruan jadi kalo memang mau ke Penanjakan dulu baru ke kawah Gunung Bromo kami anjurkan untuk mengambil rute Pasuruan dibanding rute Probolinggo.Jalannya lebih mulus beraspal.Jadi kalo berani kita juga bisa bawa kendaraan kita naik ke puncak Penanjakan. Alternatif lain,sampai di pintu masuk akan banyak tersedia 4-wheel Jeep Hardtop yang siap mengantar Anda tanpa terbatas waktu.Harga sewanya disama ratakan oleh koperasi yaitu Rp 125.000,- (termasuk ke Penanjakan, Bromo, lalu kembali ke tempat parkir kendaraan kita)

Kalo kita lewat wilayah Probolinggo ongkos sewa yaitu Rp 200.000,-. Sesampai di desa wonotoro,kita parkir mobil kita ganti dengan 4-wheel Jeep.Kalo dari Probolinggo ini sangat tidak disarankan membawa kendaraan sendiri yang bukan 4 wheel,apalagi pada musim kemarau,karena bahaya terperosok di lautan pasir.
Ongkos lain:
- Retribusi Jalan Wisata u/ Jepp : Rp 2.000,-
- Retribusi Jalan Desa : Rp 2.000,-
- Asuransi Kecelakaan : Rp 2.000,- / orang
- Karcis masuk pengunjung : Rp 2.000,- / orang

Mt. Bromo
Selepas menanti sunrise di Penanjakan,kita lanjutkan perjalanan turun ke kaki gunung Bromo.Disana ada juga Pura tempat orang Tengger yang beragama Hindu melakukan upacara keagamaan Kasodo dibulan Oktober.Kita akan diturunkan di dekat pura dan kemudian kita harus berjalan kaki atau menyewa kuda Rp 20.000,- sampai di kaki gunung ini.Setelah sampai dikaki gunung,kita harus melewati sekitar 250 - 300 anak tangga dan sampailah kita di puncaknya. Disini bisa kita lihat pemandangan lautan pasir,pura,Gunung Batok dan kawah dengan bau belerang dari gunung Bromo ini.

Way to the top of Bromo
Bromo Stairs
Sea of Sand from Bromo

Tips : Pakailah Jaket yang tahan dingin,sarung tangan, sarung kaki dan penutup kepala
Jika tidak punya,disana banyak sekali penjual dengan harga terjangkau.
Bawa masker atau saputangan yg bisa dipakai untuk menutup hidung sehingga debu di lautan pasir dan bau belerang tidak menyengat hidung

Sepulang dari Bromo,jika Anda menuju arah Probolinggo or Surabaya,sempatkanlah untuk mengunjungi Madakaripura Waterfall  yang hanya berjarak sekitar 6 km dari Bromo.Segarkanlah diri Anda di sana setelah merasakan serangan panas dan debu di Bromo.

Tuesday, June 7, 2005

Kakek Bodo Waterfall

The background story of this waterfall was that a long time ago,there was an old man who work for Dutch family. This old man has everything and the family so kind to him but then after sometimes,this old man leave this family,he contemplated and did the meditation here on this waterfall area. The Deutch family call him as Kakek Bodo (Dumb old man) because he leaves his money and everything then sacrifice his life to help the poor and the sick.

Nowadays this waterfall become a famous tourism object.You can easily go tho this waterfall that located at Prigen subdistrict Pasuruan Regency.There we can find more or less 40 meters high Kakek Bodo waterfall. You will need to buy a ticket Rp 4.100,-/adult to enter the location.





Thursday, May 26, 2005

Peninggalan kerajaan Singasari - Candi Jawi

Yang kali ini cuman jalan iseng aja. Kita brangkat maunya sih makan lontong kupang di pandaan (diseberang ayam goreng Sri).Tapi trus keliatan bangunan candi yang sudah entah kami lalui brapa puluh kali tapi tidak kami sadari kehadirannya.Jadi ya kami brenti sebentar sekalian mengulas tempat bersejarah ini.

Candi Jawi mempunyai ketinggian 24,50 M dengan ukuran panjang 14,20 M dan lebar 9,5 M.Letaknya di pertengahan jalan raya antara Pandaan - Tretes Prigen,jadi gampang sekali di jangkau.
Candi ini dibangun pada masa akhir kejayaan kerajaan Singasari pada abad ke 13 atas perintah dari raja Kertanegara. Sebagian arkeolog berpendapat ini merupakan makan Kertanegara tapi sebagian lagi mengatakan tidak karena pada saat dibangun Kertanegara masih hidup.

Kalo kita lihat,relief pada candi itu memperlihatkan seorang pria yang akan melakukan Pradaksina (sebuah upacara penghormatan terhadap seorang dewa,Dewayajna jadi bisa disimpulkan bahwa candi ini adalah candi pemujaan.

Nah kalo sempat mampir ke tempat bersejarah ini, bersiaplah merogoh saku untuk memberikan sumbangan ala kadarnya demi pelestarian candi ini.Kita akan diminta untuk mengisi buku administrasi beserta sedikit sumbangan.

Candi Jawi

Saturday, May 21, 2005

Tempat meditasi patih Gajah Mada - Madakaripura Waterfall

Hari ini aku drive ke Madakaripura Waterfall di kawasan Probolinggo bersama 6 teman kantor. Madakaripura berada dekat desa Sapeh kecamatan Lumbang. Dari Surabaya kita lewat jalan tol keluar di Gempol trus ambil belokan ke kiri menuju Bangil - Pasuruan -Probolinggo. Setelah masuk Probolinggo kita tinggal mengikuti jalan besar itu sampai kita lihat papan di kanan jalan yang menunjukkan ke arah Bromo. Sebagai patokan papan itu terletak beberapa meter setelah Rumah Makan Nguling yang terkenal dengan rawonnya.
Biasanya Madakaripura menjadi 1 paket tujuan wisata dengan Bromo
Setelah belok kanan sudah lurus saja ikut jalan lagi sampai di lokasi wisata Madakaripura. Dikanan kiri jalan bisa kita lihat banyak penjual dan peternak madu yang menjual madu asli disana.Lalu ada juga persimpangan yang jalan ke kiri menuju Bromo kita ambil jalan satunya terus aja.Madakaripura ini hanya terletak 6 km dari Bromo.

Setelah beberapa saat tibalah kita di kawasan wisata itu.Kita bayar tiket masuk(maap lupa berapa) yang tdk terlalu mahal,lalu kita melanjutkan dengan jalan kaki dan juga diharuskan menyewa jasa pemandu lokal sana,kurang lebih Rp 30.000/person tergantung kita dan baik tidaknya pemandu tersebut.Dengan jumlah 7 orang kami diikuti oleh 2 pemandu untuk membantu kita.Alasannya karena walaupun hampir 3/4 perjalanan menuju air terjun utama sudah di bangun jalan dan tangga,tapi 1/4 perjalanan sisanya kita harus rela berbasah - basah jalan di sungai yang berbatuan namun jernih dan sejuk serta yang paling asyik ......kita jalan melewati beberapa air terjun kecil sebelum menuju yang utama. Sebelum jalan di bawah air terjun kecil itu ada disediakan pos yang menyewakan payung (Rp 1.500,-/payung)dan tempat menitipkan barang.
Note: Lebih baik tinggalkan semua brg tidak berguna di kendaraan,mungkin hanya camera dengan pelindungnya yg dibawa.Pakailah alas kaki yang nyaman untuk jalan bebatuan yg sdkt licin


Jalan yang dilewati


Di bawah air

Air terjun ini dikenal sebagai tempat meditasi Patih terkenal kerajaan Majapahit, Gajah Mada dan tempatnya menghabiskan sisa hidupnya. Lokasi wisata ini terletak pada ketinggian 620 M diatas permukaan laut dan air yang jatuh dari ketinggian 200 meter itu menciptakan perasaan yang luar biasa saat melihatnya. Kami cukup kesulitan mengabadikannya karena kerasnya tiupan air ke camera(menurut pengalaman lebih baik membawa juga tissue camera ;p ) Saat yang paling tepat untuk mengunjungi air terjun ini adalah sekitar pukul 10.00 - 14.00 dimana kadangkala bisa kita lihat pelangi dari perpaduan matahari dan air disana. Jika kita mandi dengan air dari air terjun ini juga dipercaya dapat menghilangkan penyakit rematik dan juga membuat awet muda.


Air Terjun Utama

Air Terjun Kecil
Perlu di perhatikan pada waktu musim penghujan sangatlah disarankan untuk tidak memasuki kawasan ini dikarenakan tata letaknya yang cukup membahayakan jika terjadi banjir.

Sunday, May 8, 2005

Menyusuri Lamongan-Tuban-Bojonegoro

Tim expedisi kali ini berangkat dari Surabaya melewati jalan tol Surabaya - Gresik dan keluar di pintu tol Manyar. Seharusnya bisa juga lewat pintu Kebomas tapi kita akan melewati kota.Kluar dari Manyar kita langsung belok kiri dan jalan saja lurus mengikuti Jalur Pantai Utara yang jalannya ternyata banyak gelombangnya.Tidak sampai 2 jam perjalanan kita sudah akan sampai di obyek wisata Lamongan yaitu Goa Maharani dan Wisata Bahari Lamongan yang berseberangan.

Setelah membayar karcis masuk sebesar Rp 3.000,-/person kita masuk ke Goa Maharani dulu. Goa ini tidak terlalu besar tapi cukup menarik. Aksesnya juga tidak sulit karena telah dibangun jalan dengan pagar di kiri kanannya. Kita dilarang melompati pagar itu untuk menjaga kelestarian gua itu. Tidak seperti bayangan kita soal goa,goa ini sudah dilengkapi dengan beberapa lampu redup yang berwarna warni dan juga alunan musik santai.Setelah puas jepret sana sini kita menyeberang ke WBL.
Note : Bawalah tripod camera untuk hasil yang maksimal.
Goa Maharani

Untuk masuk ke Wisata Bahari Lamongan(WBL) kita bisa memilih 2 jenis tiket.Tiket yang terbatas(hanya bisa memainkan beberapa wahana gratis) seharga Rp 15.000,- . Bagi yang ingin memainkan semua wahana (sekitar 26 wahana)di dalam bisa membayar tiket terusan seharga Rp 35.000,- .Disana ada jetski,kano,bumper boat,bumpercar,go-kart,motocross,rumah sakit hantu,taman air,taman kaca,kolam renang,restaurant,museum kapal dan kerang, n masih banyak lagi deh,pokoknya cukup menarik permainannya.Kita juga bisa bersantai duduk di ayunan dan kursi di tepi pantai.Kita kelilingi lokasi wisata itu sampai pukul 17.00 WIB dan kita sudah diharuskan untuk keluar karena lokasi akan ditutup.Tetap saja acara tembak menembak camera blum puas terlaksana :p
Note : Bawalah topi /payung dan pakailah pelindung matahari(sunblock)
Wisata Bahari Lamongan

Setelah beristirahat sebentar,kami lanjutkan perjalanan ke Tuban.Sembari mencari hotel kami merasa lapar. Jadi kami putuskan untuk makan dulu. Akhirnya kita dinner di tepi pantai di daerah Klenteng Kwan Sin Bio.Di jalan Panglima Sudirman ini berderet banyak sekali tenda penjual seafood,kami putuskan makan yang di sebelah toko Ana.Lalu kita akhirnya memutuskan untuk masuk ke Hotel Ratna di jalan Ronggolawe yg banyak direkomendasikan oleh orang sana.Kita ambil 1 kmr besar double bed+AC+km mandi+TV Rp 100.000,- dan 1 kmr kecil 2singgle bed+AC+Km mandi+Tv Rp 85.000,- .Setelah mandi semua sekitar pk 00.00 kita kluar bentar liat Masjid di Alun2 yang unik dan berwarna-warni.
Note : Jalan besar di Tuban kebanyakan satu arah.Jadi kalo tidak tau pasti lebih baik bertanya sebelum kita harus memutar jauh2.
Masjid Tuban

Paginya kita makan dulu di depot "Echo" di Jalan Basuki Rahmat. Lalu dari sana kami lurusss aja menuju ke arah desa Montong. Tujuan kita hari ke dua ini ke Air Terjun Nglirip.Kita sampai di sana kurang lebih 2 jam perjalanan karena jalan yang bergelombang itu. Obyek wisata ini ternyata belum di komersilkan. Jadi setelah menitipkan mobil ke pemilik warung di sana kami turun. Dan WOW tidak mengecewakan. Air terjun ini bak lukisan2 di kalender.Kami beruntung sekali waktu itu tidak panas dan tidak hujan, jadi kami dapat bersantai dan merasakan dekatnya alam dengan tenang. Puas dan segar bermain air kami kembali meneruskan perjalanan setelah memberi sedikit tips ke pemilik warung.
Note: Jika arah Anda benar tidak usah takut terlewat,air terjun ini terlihat dari jalan.
Nglirip Waterfall

Kami putuskan untuk meneruskan perjalanan pulang ke Surabaya lewat Bojonegoro. Sesampai di Bojonegoro yang katanya terkenal dengan burung dara dan swikenya,kami makan lagi ;p Kali ini makan di jalan Diponegoro no 34.Disini tersedia ayam and dara goreng juga nasi pecel contong.Setelah kenyang kita lanjutin perjalanan pulang melewati Babad (kalo mau beli oleh2 wingko disini tempatnya yang terkenal Loe Lan Ing),Lamongan, dan Gresik.Akhirnya kami keluar kembali di Surabaya melalui pintu tol Dupak.

Sunday, May 1, 2005

Another waterfall : Pucuk Truno

Yang ini nga jauh jauh dari Surabaya kali ini kita menuju Trawas.Cuman sekitar 1 jam lebih dikit perjalanan mobil. Pertama kita masuk jalan tol Surabaya - Gempol. Tak lama berselang kita sudah keluar Gempol ambil belok kanan lalu ikutin jalan itu saja terusss sampe tiba di perempatan (dikiri ada terminal Pandaan di kanan nya ada pom bensin).Ambil aja belok kanan lalu langsung ambil jalur kiri (jalur naik ke Trawas dan Tretes)

Kita teruskan sedikit melewati Rumah Makan Sri yang terkenal dengan ayam gorengnya.
Bagi yang suka dengan Lontong Kupang dan Sate Kerang majulah sedikit lagi di kanan Anda bisa terlihat sebuah warung yg selalu sarat pengunjung apalagi weekend ato hari libur.

Tidak lama kemudian tibalah kita di jalan yang bercabang 2,kiri ke Tretes kanan ke Trawas. Kita ambil jalan yang kiri lalu perhatikan di kiri jalan ada papan kecil menandakan Air Terjun Pucuk Truno.Belok aja kiri ke jalan kecil menurun tajam disana dan ikutin jalan lagi sampe kita temuin pintu masuk air terjun Pucuk Truno.

Setelah memarkir kendaraan,kita melanjutkan jalan kaki kurang lebih selama 10 menit melalui jalan yang sudah dibangun dengan rapi.Dikiri kanan kita akan dikelilingi oleh rimbunnya pohon dan dedaunan yang menyejukkan.Tak lama sampailah kita di tujuan kita yaitu air terjun yg cukup deras turunnya walaupun tidak seberapa luas lokasinya.Pada saat musim penghujan kita dilarang turun ke lokasi dasar air terjun karena ditakutkan bahaya longsor.








Saturday, March 26, 2005

Putihnya Pantai Pasir Putih Malikan (Papuma)

Kami hari ini beranggotakan tim 5 orang berangkat menuju Jember dari Surabaya.Kami berangkat sekitar jam 21.30 WIB lewat jalan tol Surabaya - Gempol. Begitu keluar pintu tol Gempol kita ambil jalur ke kiri ke arah Pasuruan lalu tinggal kita susuri jalan panjang nan lenggang (nikmatnya menyetir dimalam hari :p) melalui Pasuruan - Probolinggo - Lumajang setelah itu sampailah kita di kota Jember. Kita habiskan sekitar 3 jam sebelum akhirnya sampai di hotel yang letaknya sangat strategis tidak usah masuk terlalu jauh ke kota.

Nama hotelnya Hotel Bandung Permai di jalan Hayam Wuruk 38 Jember (0331)484528,484530. Walaupun jam sudah menunjukkan lewat tengah malam petugas hotel tetap melayani kami dengan ramah. Kami ambil 1 kamar standart (1 double bed,kulkas,Ac,Tv,Km mandi)seharga Rp 135.000,- ++ tapi waktu itu ada diskon dan kami hanya perlu membayar Rp 118.800,- netto.

Pagi hari setelah breakfast dan mandi, kami segera check-out dan kembali ke arah menuju keluar Jember sedikit setelah itu kita ambil belokan ke kiri menuju Ambulu.Lalu lurus saja sampai terlihat papan obyek wisata Papuma kita belok kanan kearah jalan baru yang blum beraspal tapi sangat singkat. Tidak sampai 2 jam (sekitar jam 09.00 WIB) kita sudah sampai di lokasi wisata yang bersebelahan dengan obyek wisata Watu Ulo. Setelah membayar tiket masuk seharga Rp 2.100,- /person (100 rupiah = asuransi Jasaraharja).
Note: Lewatlah jalan baru itu kalo Anda tidak mau melewati Watu Ulo karna Anda akan dikenakan tiket masuk double, tiket Watu Ulo dan Tanjung Papuma.
Jalan baru

Wah leganya setelah sampai ternyata sejauh mata memandang adalah birunya laut dan putihnya pasir. Walau matahari menyengat tapi tidak mengurangi keasyikan bermain di pantai dengan deburan ombak yang cukup keras.Peringatan : Kita dilarang berenang di pantai ini karena ini termasuk Pantai Laut Selatan!!Setelah asik bermain seharian maka laparlah kami. Di tepi pantai ada beberapa warung yang menyediakan beberapa makanan seperti ikan bakar, kelapa muda, mie goreng,dsb yang tidak terlalu mahal.Setelah beristirahat sebentar jam sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB,kami membersihkan badan di toilet umum yang jg di area pantai itu.

Pantai 1
Pantai 2

Selepas beristirahat,kami bersama mobil menyusuri jalan aspal ke arah jalan keluar lalu dengan jalan kaki lagi naik tangga ke joglo di atas bukit. Dari sini pemandangan nya menakjubkan!! Kita duduk sambil makan2an kecil dan ngobrol sambil tidak lupa ;p jepret sana sini.Turun dari sana kami melanjutkan perjalanan kami kembali ke Surabaya.


View from the top